Jika Anda menyimpan secangkir kopi panas di
kulkas dan berharap kopi akan menjadi beku, maka tidak akan serta merta
menjadi dingin. Sama juga dengan planet Bumi. Jika Matahari kita
tiba-tiba "mati" maka Bumi tidak akan langsung dingin, tetapi melalui
proses beberapa juta tahun. Hanya saja dalam proses ini suhu Bumi akan
turun drastis sampai nol derajat Fahrenheit (sekitar -18 derajat
Celcius) dalam satu minggu. Sebuah skenario yang mengerikan jika ini
terjadi.
Dalam setahun suhu di Bumi akan turun
sampai minus 100 F. Permukaan laut akan membeku. Tetapi es di permukaan
akan menahan air samudra di bawah sehingga samudra baru akan beku dalam
ribuan tahun. Sejuta tahun setelah Matahari mati maka suhu akan mencapai
minus 400 F. Temperatur ini sama dengan panas yang dikeluarkan Bumi ke
luar angkasa.
Profesor ilmu planet di California Institute of
Technology, David Stenson menjelaskan bahwa beberapa mikroorganisme di
Bumi akan bertahan hidup. Akan tetapi sebagian besar kehidupan akan mati
dalam beberapa minggu. Pohon-pohon besar masih bisa hidup selama
beberapa tahun karena metabolisme yang lambat.
Dengan menurunnya suhu Bumi secara drastis,
proses fotosintesis akan berhenti sama sekali dan tanaman lain akan
mati sebab Matahari sudah tidak ada. Sebagian besar binatang akan
musnah. Manusia bisa hidup di bawah tanah dengan bantuan nuklir sebagai
pemanas atau tenaga gas bumi.
Selama ratusan tahun manusia bisa hidup di
bawah tanah dengan teknologi. Tetapi bukan hanya itu saja. Semisal
Matahari mati, maka gravitasinya hilang dan planet Bumi akan lontang
lantung di luar angkasa. Ini hanya skenario saja, sebab ada teori lain
yang mengatakan matahari akan membesar luar biasa sehingga planet Bumi
tertelan. Salah satu solusi adalah bagi manusia mencari planet lain yang
bisa ditinggali sebab itu sangat penting demi kelangsungan hidup
manusia.
No comments:
Post a Comment